Teror Malam di Gunung Salak
"Teror Malam di Gunung Salak"
Hujan yang turun deras membuat pemandangan Gunung Salak yang biasanya indah dan hijau menjadi suram dan menakutkan. Hanya suara gemuruh petir yang menghantui di antara kabut tebal yang menyelimuti pegunungan. Tiga orang teman, Ika, Dito, dan Roni, memutuskan untuk mendaki Gunung Salak, meskipun cuaca tidak bersahabat.
Mereka telah berjalan selama beberapa jam ketika hujan mulai reda dan mereka merasa seperti di awal petualangan. Tapi kemudian mereka merasa aneh. Tidak ada satupun makhluk hidup yang terlihat di sekitar mereka. Hanya angin dingin yang bertiup dan menghantui. Ika, Dito, dan Roni mulai merasa tidak nyaman dan takut.
Saat mereka berjalan lebih jauh, mereka mulai mendengar suara aneh di hutan. Suara-suara itu terdengar seperti jeritan dan tangisan orang yang menyayat hati. Mereka mulai berlari menuju suara tersebut, berharap bisa menolong orang yang membutuhkan pertolongan. Namun ketika mereka sampai di lokasi suara, mereka tidak menemukan apapun kecuali bangkai mayat yang sudah membusuk.
Seketika itu, mereka merasakan kegelapan mengepung dan mereka merasa seperti ada yang mengintip dan mengikuti mereka. Suasana menjadi mencekam dan kegelapan terus memburu mereka. Dito mengambil sebuah senter dari tasnya dan menyalakannya. Namun apa yang ditemukan oleh senter itu membuat mereka semakin ketakutan. Mereka melihat sekelompok hantu berdiri di depan mereka, yang terlihat seperti sedang menunggu untuk menyerang.
Ika, Dito, dan Roni berlari menuju ke arah keluar dari hutan dan kembali ke kaki gunung, namun terus diikuti oleh kegelapan dan kehadiran hantu-hantu tersebut. Mereka tidak tahu bagaimana cara menghindarinya dan mereka merasa seperti kekuatan gelap itu sedang menarik mereka kembali ke dalam hutan. Keringat dingin menetes dari dahi mereka ketika mereka menyadari bahwa mereka terjebak dalam malapetaka yang menakutkan.
Akhirnya, ketika mereka berhasil keluar dari hutan, mereka berlari sejauh-jauhnya dari Gunung Salak, tanpa menoleh ke belakang. Ika, Dito, dan Roni merasa bersyukur telah selamat dari teror itu, tapi mereka tahu bahwa mereka akan selalu teringat dengan malam yang menakutkan di Gunung Salak.
Posting Komentar